Pertama Kali, Capitol Hill akan Digunakan untuk Shalat Jumat

Halaman Capitol Hill, tempat Obama dilantik sebagai Presiden AS, akan digunakan untuk shalat Jumat. Boleh jadi akan mengubah sejarah AS
jumat-di-capitoll
Hidayatullah.com—Entah apakah ini merupakan pesan sikap bersahabatnya dengan dunia Islam, yang jelas Presiden Barack Obama kembali ingin memberi perubahan baru.

Setelah 2 September Obama menggelar acara berbuka puasa bersama para duta besar negara berpenduduk Muslim di Gedung Putih, Washington DC,Presiden AS ke-44 itu seolah memberi angin. Untuk pertama kalinya, Capitol Hill, yang selama ini dikenal sebagai gedung parlemen AS, akan dipakai sebagai tempat peribadatan kaum Muslim.

Sekitar 50 ribu warga Muslim diperkirakan akan hadir di acara shalat Jumat yang akan digelar pada 25 September mendatang, alias pekan pertama setelah Idul Fitri 1430 Hijriyah. Kegiatan itu, seperti dilansir Canada Press, dirancang jemaah Masjid Darul Islam di Elizabeth.

Ketua jemaah Darul Islam, Hassen Abdellah, berjanji bahwa kegiatan itu tidak akan melibatkan ceramah yang bersifat politik.

Izin telah diperoleh dari Kepolisian Capitol Hill sejak 28 Juli lalu. Jemaah akan diberi akses ke area barat gedung mulai pukul 04.00-19.00, walaupun shalat sendiri akan dimulai pukul 13.00.

“Kami juga warga Amerika. Kami perlu mengubah wajah Islam yang selama ini diidentikkan sebagai orang yang menganggap Amerika sebagai setan. Sebab, kami mencintai Amerika,” papar Abdellah.

Shalat berjamaah itu akan dilakukan di lokasi tempat semua presiden AS diinagurasi sejak 1981. Abdellah mengatakan, non-Muslim juga diperbolehkan untuk hadir di ritual itu.

Jemaah telah bekerja sejak Juli untuk mengorganisasi acara ini, baik melalui email, telepon, ataupun kunjungan ke setiap masjid dan asosiasi pelajar Muslim.

Untuk mempromosikan acara ini pun, penyelenggara telah membuat sebuah situs bernama http://www.islamoncapitolhill.com.

Situs itu memiliki logo dua tangan berjabat tangan, dengan latar belakang kata-kata dari pembukaan Konstitusi dan satu halaman teks berbahasa Arab.

Situs itu antara lain berisi informasi akan digelarnya ritual itu, serta kendaraan yang dapat digunakan menuju lokasi. Juga mengajak mencari sponsor dan bergabung dengan mereka untuk sejumlah fasilitas yang akan diadakan selama ritual berlangsung.

Darul Islam memperkirakan jumlah biaya yang akan dikeluarkan mencapai lebih dari US$200 ribu.

Di antara mereka yang berpartisipasi adalah komunitas Islam Jersey Tengah, di Brunswick Selatan, yang menyumbangkan dana sebesar US$10 ribu. Mereka akan mengirimkan jemaahnya dalam sebuah bus. Namun, jemaah belum memutuskan siapa yang akan menjadi imam dan khatib di acara tersebut. Kemungkinan bukan berasal dari figur besar dalam dunia Muslim AS.

“Acara ini tidak menampilkan ketokohan. Sehingga, kami tidak ingin ada tokoh yang terlibat. Tokoh utama dalam acara ini adalah Nabi Muhammad SAW,” papar Abdellah.

Setidaknya, bagi Obama yang sejak dilantik kerap menekankan keharmonisan dengan dunia Islam, tentu akan mengubah citra AS di mata dunia Islam. Dan melepas dari bayang-bayang pendahulunya, terutama George W Bush –yang kerap diasosiasikan tidak ramah kepada Islam—akan mengubah wajah dunia Islam terhadap Amerika.

Bahkan menurut pakar keamanan National Defense University, Douglas Streusand, dengan terus-menerus mengaitkan terorisme dengan Islam, hanya akan mengasingkan Muslim dan tidak menyelesaikan masalah terorisme.

Melalui sikap Obama yang ramah terhadap Muslim, maka diharapkan dapat mendorong terciptanya fase baru kerja sama AS-Muslim.

“Untuk itu, Obama harus seperti Uni Eropa yang melarang ungkapan yang menghubungkan Islam dengan terorisme. Juga ungkapan tak sensitif, seperti Islamofasime, jihadis, dan Islamis, yang dibuat oleh rezim sebelumnya,” paparnya. [inl/www.hidayatullah.com]

3 Tanggapan

  1. ada motif apa di balik itu semua??

    • Banyak sekali motif, baik yang Su-Udzon, maupun Husnudzon, pada akhirnya hanya Allah SWT yang maha tahu dan maha Adil akan menentukannya.

  2. hmmm sy suka tulisan ini :),
    kenalan dulu ya… i
    Agus Suhanto

Tinggalkan komentar